Tradisi Adat Pernikahan Mulia Pada Masyarakat Desa Rubit Ditinjau Dari Prespektif Agama Katolik

Authors

  • Saverinus Heryanto IKIP Muhammadiyah Maumere
  • Gisela Nuwa IKIP Muhammadiyah Maumere
  • H. Rodja Abdul Natsir IKIP Muhammadiyah Maumere

DOI:

https://doi.org/10.59059/perspektif.v2i1.1107

Keywords:

Noble Marriage Customs, Catholic Perspective, Tradition

Abstract

This study aims to find out how the implementation of the traditional traditions of noble marriages in Rubit Village and the perspective of the Catholic religion on noble marriages. This research method was carried out with a qualitative descriptive approach. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The informants involved in this research were the traditional leaders of Rubit Village, community leaders and the parish priest of the Holy Cross of Koangrotat. Data collection techniques used are observation techniques, interviews and documentation. Data analysis techniques include data collection, data reduction, drawing conclusions and verification. The research results obtained are that noble marriage is the most respected marriage because it contains the most noble and sacred values ​​to maintain human dignity. So that noble marriage is processed in an open, orderly and respectable manner and is planned based on the perspective of custom and religion. The perspective of the Catholic religion on noble marriages is that marriages are considered sacred because in noble marriages the rite of opening the veil is performed which is a symbol that the couple has not lived together.

References

Alfian Hadyanto Purnadi2. (2014), jurnal lex et societatis, vol 11, perpisahan hidup perkawinanyb menurut kitab hukum kanonik (KHK) Kanon 1151-1155 hubunganya dengan sistem perundangan indonesia1.

Asmaniar. (2018), aricele prkawinan adat Minangkabau, vol, 7. Fakultas hukum universitas krisnadwipayana

Bayu Ady Pratama. (2018), pernikahan adat jawa di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, vol, 2

Budi Setiawan. (2017), upaya revitalisasi tari roa mu’u di kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur, artikel jurnal Universitas Indonesia

Ermine Waruwu Dan Ema Martina. (2019), tindakan tutur direktif imam katolik pada ritus pengakuan dosa dan penerapan penitensi oleh umat katolik di kota medan, penerbit Unpriess anggota IKAPI Unifersitas Prima Indonesia Redaksi

Eusabia Liansiani. (2023), adat kelahiran sampai perkawinan Sikka

Fakhirza. (2021), Jurnal hukum adigama, vo, 4 analisis terhadap perkawinan beda agama ditinjau dari peraturan perundang-undangan di Indonesia, studi kasus penetapan 278/Pdt.P/PN. SKT

Gisela Nuwa. (2019), analisis struktur batin syair adat pada masyarakat Sikka krowe dalam tradisi poto wua ta’a di kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur, jurnal articele//mabasan

Hilasintus Habibie. (2017), Makna Emic symbol-simbol Perkawinan Adat Dayak Beuaq Kenohan Dan Perkawinan katolik, Jurnal kateketik Pastoral Vol. 1

Marhisar Simatupang. (2019), studi kualitatif-deskriiptif di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur, kebahagiaan pada wanita plari depo, jurnal pisikologi vol 4 No1 ISN 2528-1038 Universitas Buana Perjuangan Karawang

Meikel Kkhaliks. (2014), Perkawinan Yang Tak terceraikan menurut hukum Kanonik, Jurnal Lex Et Societatis, Vol. 2

Nong Yonson. (2022), keistimewaan perempuan dalam perkawinan, artikel sekolah timur com

Santiana Gaudiosa. (2019), artikel studi tentang tradisi menelisik “makna belis” sistem perkawinan adat manggarai

Sekanto dan Budi. (2014), dalam buku sosologi suatu pengantar memberikan definisi mengenai kebudayaan, Terbitan: PT. Raja Grafindo Persada

Siprianus Jegaut. (2020), perkawinan tungku dari Manggarai Flores dalam prespektif hukum kanonik gereja katolik, Malang

Sonya Kristiani Maria. (2018), wacana tradisi lisan wawi wotik di kabupaten Sikka. Jurnal article // At-Tadbir

Surip Stanislaus. (2018), jurnal filsafat teologi, vol, 15, perkawinan dalam kitab suci perjanjian baru dan kitab perjanjian lama

Sugiyono. (2017), metode penelitian kualitatif, kuantitatif Bandung Alfabeta

Therry Juvinus Nomo. (2014) pelaksanaan perkawinan menurut hukum kanonik di Kevikepan Tonsea sebagai syarat sahnya pekawinan dalam prespektif UU No.1 Tahun 1974 di Indonesia, artikel skripsi Fakultas Hukum Unsrat Manado

Tju Lie dan Wegi Oktariadi. (2019), jurnal The Way, peranan gereja dalam bimbingan pra nikah dan pendampingan pasangan suami stri pasca menikah, vol 5

Yeni Aurellia Marapung. Polemic perkawinan beda agama di Indonesia, universitas pembagunan nasional veteran Jakarta

Yohanes Servatius Lon1. (2012), Kontribusi hukum perkawinan terhadap perkawinan katolik di manggarai

Yohanes A. Andale. (2015), adat perkawinan natar Watuwitir wawi wotik

Yosef Dentis. (2020), Quo Vadis, belis masyarakat Sikka Maumere, jurnal pendidikan ekonomi program studi pendidikan sejarah, FKIP, Universitas Flores

Downloads

Published

2024-02-23

How to Cite

Saverinus Heryanto, Gisela Nuwa, & H. Rodja Abdul Natsir. (2024). Tradisi Adat Pernikahan Mulia Pada Masyarakat Desa Rubit Ditinjau Dari Prespektif Agama Katolik. Perspektif : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Bahasa, 2(1), 218–240. https://doi.org/10.59059/perspektif.v2i1.1107

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.