Batasan Pembelaan Korban Terpaksa

Peran dalam Tindak Pidana Begal

Authors

  • Maulana Maulana Universitas Islam Negeri Surabaya
  • Tamam Tamam Universitas Islam Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.59059/mandub.v2i4.1764

Keywords:

Necessary Defense, Noodweer, Robbery Crimes

Abstract

This journal aims to enhance public understanding of the limitations of necessary defense (noodweer) in the context of robbery crimes (begal) in Indonesia. Necessary defense is a concept in criminal law that allows individuals to protect themselves or others from unlawful attacks that threaten safety, honor, or property. In the context of robbery crimes, where victims often face direct threats to their lives and safety, it is crucial to understand the conditions that must be met for this defense to be legally valid. This research employs a normative legal approach with an analysis of the Indonesian Penal Code (KUHP) and related literature. The findings indicate that while necessary defense is recognized in law, its application must consider proportionality and the underlying circumstances of the actions taken. Thus, this paper aims to provide a better understanding of necessary defense in robbery cases and its implications for law enforcement in Indonesia.

References

Alfitra, H. (2018). Hapusnya hak penuntutan dan menjalankan pidana (Edisi Revisi). Penebar Swadaya Group.

Andi Sofyan, & Nur Azisa. (2016). Hukum pidana (Cet. 1). Pustaka Pena Press.

Antonius Sujata. (2000). Reformasi dalam penegakan hukum. Jambatan.

Arief, B. N. (2016). Bunga rampai kebijakan hukum pidana. Prenadamedia Group.

Dumgair, W. (2016). Pembelaan terpaksa (Noodweer) dan pembelaan terpaksa yang melampaui batas (Noodweer Axces) sebagai alasan penghapus pidana. Lex Crimen, 5(5), 61–68.

Egantara, A. R. (2021). Aspek hukum atas senjata api bela diri. Deepublish.

Engeli, R., & Lakoy, K. (2020). Syarat proporsionalitas dan subsidaritas dalam pembelaan terpaksa menurut pasal 49 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jurnal Lex Crimen, 9(2).

Heatubun, L. H. R., & Irawan, F. (2022). Tindakan noodweer exces dalam tindak pidana pembunuhan sebagai bentuk mempertahankan diri, harta, dan kehormatan. Journal of Law, Administration, and Social Science, 2(2).

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Lamintang, P. A. F. (2014). Dasar-dasar hukum pidana di Indonesia. Sinar Grafika.

Nasution, B. J. (2008). Metode penelitian ilmu hukum. Mandar Maju.

Raharjo, S. (2000). Ilmu hukum. PT. Citra Aditya Bakti.

Rifan, M., et al. (2015). Implementasi alasan penghapus pidana karena daya paksa dalam putusan hakim. Jurnal Diponegoro Law Review, 4(1).

Sianturi, S. R. (1983). Tindak pidana di KUHP berikut uraiannya. Alumni AHMPTHM.

Syafaat, J. D., & Iksan, M. (2022). Pembelaan terpaksa (Noodweer) dalam perspektif hukum pidana, HAM & hukum Islam (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Udarto. (1990). Hukum pidana I. Yayasan Sudarto.

Downloads

Published

2024-12-02

How to Cite

Maulana Maulana, & Tamam Tamam. (2024). Batasan Pembelaan Korban Terpaksa : Peran dalam Tindak Pidana Begal . Mandub : Jurnal Politik, Sosial, Hukum Dan Humaniora, 2(4), 205–211. https://doi.org/10.59059/mandub.v2i4.1764

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.