Teknik Empty Chair : Membangun Komunikasi Intrapersonal dan Ruang Aman bagi Ekspresi Diri Remaja

Authors

  • Giska Khoerunisa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Risma Rahmawati Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Inna Sofwatillah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
  • Imalatul Khairat Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

DOI:

https://doi.org/10.59059/mandub.v3i2.2497

Keywords:

Adolescents, Empty Chair, Intrapersonal Communication

Abstract

Adolescence is a complex developmental stage marked by identity exploration and intense emotional changes. Teenagers often struggle to express their feelings openly, both to others and to themselves. This difficulty is exacerbated by cultural factors, lack of emotional education, and the stigma surrounding mental health, which prevent adolescents from finding a safe space to express themselves. This study aims to explore the effectiveness of the empty chair technique in building intrapersonal communication and creating a safe space for adolescent self-expression. The research method used is qualitative descriptive through a literature review. The results show that the empty chair technique from Gestalt therapy is effective in helping adolescents express inner conflicts, increase self-awareness, emotional regulation, and self-esteem, particularly among victims of bullying. This technique allows adolescents to engage in symbolic dialogue with parts of themselves in a reflective and therapeutic manner. The implications of this research suggest that the empty chair technique can be a strategic approach in school and community counseling to support the holistic psychosocial development of adolescents.

References

Alyan, W. L., Widyastuti, L., & Sukmana, P. D. (2023). Kajian literatur: Gambaran awal tingkat depresi dengan ide bunuh diri pada remaja SMP-mahasiswa. IBERS: Jurnal Pendidikan Indonesia Bermutu, 2(2), 67–76.

Anastasya, Y. A., Humairoh, D. I., Eliana, D., Adelia, D., & Rani, G. (2024). Psikoedukasi: Hargai diri sendiri dengan menghindari kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Dewantara. Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS, 2(5), 1711–1716.

Bardideh, F., Jarareh, J., Mofrad, M., & Bardideh, K. (2022). Efektivitas terapi kelompok terpadu pada gangguan kesedihan berkepanjangan pada orang yang berduka karena COVID-19: Uji coba terkontrol acak. OMEGA - Jurnal Kematian dan Kematian, 91(2), 675–692.

Corey, G. (2017). Theory and practice of counseling and psychotherapy (10th ed.). Cengage Learning.

Elliott, R., Watson, J., Goldman, R. N., & Greenberg, L. S. (2004). Belajar terapi berfokus pada emosi: Pendekatan proses-eksperiensial untuk perubahan (Terjemahan bebas). American Psychological Association.

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54.

Gede, A. S., Ni Ketut, S., & dkk. (2004). Efektivitas konseling Gestalt dengan teknik kursi kosong untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi proses pembelajaran pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(1), 3.

Greenberg, L. S. (2002). Terapi berfokus pada emosi: Membimbing klien mengelola perasaan mereka (Terjemahan bebas). American Psychological Association.

Irfani, F., Yunika, M., Asra, Y. K., & Diniaty, A. (2024). Penerapan teknik Gestalt dalam konseling untuk meningkatkan kesejahteraan psikologi pada remaja. Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak, 6(2), 162–175.

Jannah, Z., & Wangid, M. N. (2023). Teknik kursi kosong untuk mengatasi kecemasan korban bullying. Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, 47–53.

Jawa Pos. (2023). Media sosial dan bahaya bagi remaja: Pemicu gangguan makan yang kian mengkhawatirkan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Perilaku remaja masa kini: Bagaimana memahami dan menyikapinya?

Maarschalkerweerd, F. A. v., Engelmoer, I. M., Simon, S., & Arntz, A. (2021). Mengatasi pola orangtua yang menghukum dalam terapi skema untuk gangguan kepribadian ambang: Efek jangka pendek dari teknik kursi kosong dibandingkan dengan tantangan kognitif. Jurnal Terapi Perilaku dan Psikiatri Eksperimental, 73.

Paivio, S. C., & Greenberg, L. S. (1995). Menyelesaikan “urusan yang belum selesai”: Efektivitas terapi eksperiensial menggunakan dialog kursi kosong. Jurnal Psikologi Konseling dan Klinis, 63(3), 419–425. (Terjemahan dari Journal of Consulting and Clinical Psychology)

Permatasari, W. (n.d.). Konseling Islam dengan teknik empty chair untuk menangani agresivitas verbal siswa di SMK PGRI Ploso Jombang.

Putriana, D. (2023). Terapi kursi kosong untuk meningkatkan harga diri korban perundungan. Procedia: Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 11(3), 105–109.

Rohmah, F. A. (2023). Penerapan terapi Gestalt pada remaja perempuan yang tinggal di panti asuhan dengan childhood trauma. Procedia: Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 11(3), 98–104.

Sekarini, A., & Dinni, S. (2023). Terapi kursi kosong untuk menurunkan gejala depresi pada remaja korban perundungan. Procedia: Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 11(2), 43–48.

Sutrisno, I., Sumiati, A., & Nurmayanti, E. (2024). Analisis kepantasan ujaran siswa SMP sebagai bentuk ekspresi diri pada remaja. JUPENSAL: Jurnal Pendidikan Universal, 1(3), 513–525.

Downloads

Published

2025-06-12

How to Cite

Giska Khoerunisa, Risma Rahmawati, Inna Sofwatillah, & Imalatul Khairat. (2025). Teknik Empty Chair : Membangun Komunikasi Intrapersonal dan Ruang Aman bagi Ekspresi Diri Remaja. Mandub : Jurnal Politik, Sosial, Hukum Dan Humaniora, 3(2), 142–151. https://doi.org/10.59059/mandub.v3i2.2497

Similar Articles

1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.